- “My country, right or wrong; if right, to be kept right; and if wrong, to be set right.” Seruan seorang Jerman yang juga anggota Angkatan Darat Amerika saat perang saudara.
“Dan bermimpi saja tidak akan pernah cukup. Dan sebuah impian memang seharusnya tidak perlu terlalu banyak dibicarakan,tetapi diperjuangkan.”
Thursday, November 22, 2012
Right or Wrong, This is My Country
Sunday, September 16, 2012
Sesungguhnya Luis Suarez Bukanlah Pemain yang Dibutuhkan Liverpool.
Judul tulisan ini tentunya akan mengundang pertanyaan dari kebanyakan fans liverpool, tentunya. Luis Suarez yang dipuji-puji hampir seluruh liverpudlians, Luis Suarez yang dibenci para glory hunter Manchester United itu.
Luis Suarez didatangkan Kenny Dalglish di transfer window akhir tahun 2011 dengan mahar 22juta poundsterling. Suarez diboyong untuk bertandem dengan Fernando Torres di lini depan The Reds. Namun faktanya, pada hari terakhir bursa transfer Torres malah dilego ke Chelsea dengan tebusan sebesar 50Juta Pounds. Beberapa jam sebelum bursa transfer ditutup, Liverpool mendatangkan Andy Carroll dari Newcastle sebesar 35 juta pounds yang memecahkan rekor sbg pemain Inggris termahal.
Kedatangan Luis Suarez tentunya menjadi harapan baru (yang dengan waktu bersamaan menganggap Torres sbg Judas) untuk kembali berjaya di ranah Inggris. Duetnya dengan Andy Carroll juga dianggapkan akan menyamai bahkan melebihi duet Gerrard-Torres ataupun Owen-Heskey.
Cedera Carroll, Suarez diharuskan menjalani cup-tied di Europa League membuat lini depan Liverpool tumpul. Disinilah kesalahan strategi transfer Liverpool terjadi.
Dijualnya Torres hanya 1 hari sebelum bursa transfer ditutup mengakibatkan Liverpool harus melakukan 'Panic-Buy'. Dengan modal 50 juta pounds hasil penjualan Torres, Liverpool dikabarkan mengincar pemain-pemain bintang seperti, Gonzalo Higuain, Jermain Defoe, Fernando Llorente, dan tentunya Andy Carroll. Kabarnya, deal Llorente hampir terjadi, namun karena Bilbao tak mendapatkan penggantinya lalu mereka membatalkan persetujuan itu.
Suarez sendiri langsung mencetak gol dilaga debutnya melawan Stoke City di Anfield. Dengan gol cantiknya itu
Luis Suarez didatangkan Kenny Dalglish di transfer window akhir tahun 2011 dengan mahar 22juta poundsterling. Suarez diboyong untuk bertandem dengan Fernando Torres di lini depan The Reds. Namun faktanya, pada hari terakhir bursa transfer Torres malah dilego ke Chelsea dengan tebusan sebesar 50Juta Pounds. Beberapa jam sebelum bursa transfer ditutup, Liverpool mendatangkan Andy Carroll dari Newcastle sebesar 35 juta pounds yang memecahkan rekor sbg pemain Inggris termahal.
Kedatangan Luis Suarez tentunya menjadi harapan baru (yang dengan waktu bersamaan menganggap Torres sbg Judas) untuk kembali berjaya di ranah Inggris. Duetnya dengan Andy Carroll juga dianggapkan akan menyamai bahkan melebihi duet Gerrard-Torres ataupun Owen-Heskey.
Cedera Carroll, Suarez diharuskan menjalani cup-tied di Europa League membuat lini depan Liverpool tumpul. Disinilah kesalahan strategi transfer Liverpool terjadi.
Dijualnya Torres hanya 1 hari sebelum bursa transfer ditutup mengakibatkan Liverpool harus melakukan 'Panic-Buy'. Dengan modal 50 juta pounds hasil penjualan Torres, Liverpool dikabarkan mengincar pemain-pemain bintang seperti, Gonzalo Higuain, Jermain Defoe, Fernando Llorente, dan tentunya Andy Carroll. Kabarnya, deal Llorente hampir terjadi, namun karena Bilbao tak mendapatkan penggantinya lalu mereka membatalkan persetujuan itu.
Suarez sendiri langsung mencetak gol dilaga debutnya melawan Stoke City di Anfield. Dengan gol cantiknya itu
Saturday, September 8, 2012
Alfred Riedl Bukanlah Pelatih Sukses
Konflik antara PSSI-KPSI semakin lama semakin mengerucut, tengok saja, KPSI telah mengontrak Alfred Riedl untuk membentuk tim yang akan dipersiapkan untuk AFF Cup akhir tahun nanti di Thailand dan Malaysia.
Untuk kedua kalinya Alfred Riedl menjadi pelatih 'timnas'. Ia telah mengumumkan kepada media beberapa programnya serta agenda ujicoba seperti melawan Korea Selatan dan try out ke Australia. Ini jelas membingungkan, apakah lawan-lawan mereka nanti mau bertanding melawan timnas yang 'tidak resmi'?
Kabarnya timnas Riedl ini akan mendapatkan lawan-lawan tangguh seperti Uruguay, Vietnam, Australia, Irak, Laos, dan Singapura. Namun faktanya, kebanyakan dari tim-tim yang dijadwalkan akan bertanding melawan timnas KPSI ini sudah memiliki lawan tanding di jadwal FIFA. Timnas Riedl juga dikabarkan akan beruji coba dengan Arema, Sriwijaya, dan Persipura.
Di tulisan ini, saya ingin bertanya, apakah kehebatan Riedl selain membawa timnas kita ke Final AFF Cup tahun 2010? Saya tak bisa mengerti bagaimana suporter klub ISL (yang pemain-pemainnya dimasukkan ke timnas KPSI) memuja Riedl setinggi langit. Apakah mereka lupa bahwa Timnas U-23 kita kalah melawan Turkmenistan di Jakabaring?
Alfred Riedl diklaim menjadi pelatih tersukses di Timnas Indonesia dengan membawa timnas senior menjadi runner-up Piala AFF. Apakah kita lupa bahwa tahun 2002, 2004, dan 2005 juga pernah menduduki runner-up meskipun masih bernama Tiger Cup?
Riedl beserta Wolfgang Pikal memang dikenal sebagai pelatih dan asisten pelatih yang tegas dan dingin. Pikal yang lebih disiplin serta Riedl yang tegas menjadi pasangan yang sangat cocok. Riedl juga mengandalkan pemain-pemain muda. Tak ada lagi Budi Sudarsono, Charis Yulianto, Isnan Ali, bahkan Ponaryo Astaman yang tampak tak pernah absen dilini tengah timnas.
Namun, saya sendiri meragukan kapasitas Riedl. Dipecat dari kursi pelatih timnas Laos dan Vietnam, kalah dari Turkemnistan di kualifikasi Olimpiade 2012 menjadi hasil nyata bahwa Riedl tak sedemikan bagus yang digambarkan.
Jasa Wim Rijsbergen sendiri menurut saya amat sangat berjasa. Di kualifikasi 2010 lalu kita hanya berhasil melaju diputaran pertama dan dibantai 4-1 di GBK dan 7-0 saat tandang melawan Suriah, negara yang tertutupi oleh kedigdayaan Irak, Iran dan Arab Saudi. Kualifikasi PD 2014 sendiri bisa dibilang cukup sukses. Indonesia mencatat rekor baru dengan lolos ke fase grup I setelah mengalahkan Turkmenistan senior dengan skor 4-3 di GBK setelah hanya meraih hasil seri di Turkmenistan.
Prestasi Wim sendiri tercoreng karena pada fase grup, timnas kita tak meraih 1 poin pun alias selalu kalah. Serta kekalahan telak 10-0 di Bahrain menutupi semua prestasi Wim yang membawa timnas ke fase grup untuk pertama kali.
Mungkin satu-satunya kekurangan Wim yaitu tidak dapat menyatukan seluruh pemain seperti halnya yang dilakukan oleh Alfred Riedl. Cek-cok antara pelatih dan pemain sering terjadi selama kualifikasi Piala Dunia menjadi halangan baginya untuk lebih berprestasi daripada koleganya.
Kini Wim telah tergusur dan diganti Nil Maizar yang tengah bersiap melawan Korea Utara senin esok. Saya sendiri masih berharap banyak, dengan segala kekurangan timnas ini untuk berprestasi di Piala AFF 2 bulan lagi. Semoga.
Untuk kedua kalinya Alfred Riedl menjadi pelatih 'timnas'. Ia telah mengumumkan kepada media beberapa programnya serta agenda ujicoba seperti melawan Korea Selatan dan try out ke Australia. Ini jelas membingungkan, apakah lawan-lawan mereka nanti mau bertanding melawan timnas yang 'tidak resmi'?
Kabarnya timnas Riedl ini akan mendapatkan lawan-lawan tangguh seperti Uruguay, Vietnam, Australia, Irak, Laos, dan Singapura. Namun faktanya, kebanyakan dari tim-tim yang dijadwalkan akan bertanding melawan timnas KPSI ini sudah memiliki lawan tanding di jadwal FIFA. Timnas Riedl juga dikabarkan akan beruji coba dengan Arema, Sriwijaya, dan Persipura.
Di tulisan ini, saya ingin bertanya, apakah kehebatan Riedl selain membawa timnas kita ke Final AFF Cup tahun 2010? Saya tak bisa mengerti bagaimana suporter klub ISL (yang pemain-pemainnya dimasukkan ke timnas KPSI) memuja Riedl setinggi langit. Apakah mereka lupa bahwa Timnas U-23 kita kalah melawan Turkmenistan di Jakabaring?
Alfred Riedl diklaim menjadi pelatih tersukses di Timnas Indonesia dengan membawa timnas senior menjadi runner-up Piala AFF. Apakah kita lupa bahwa tahun 2002, 2004, dan 2005 juga pernah menduduki runner-up meskipun masih bernama Tiger Cup?
Riedl beserta Wolfgang Pikal memang dikenal sebagai pelatih dan asisten pelatih yang tegas dan dingin. Pikal yang lebih disiplin serta Riedl yang tegas menjadi pasangan yang sangat cocok. Riedl juga mengandalkan pemain-pemain muda. Tak ada lagi Budi Sudarsono, Charis Yulianto, Isnan Ali, bahkan Ponaryo Astaman yang tampak tak pernah absen dilini tengah timnas.
Namun, saya sendiri meragukan kapasitas Riedl. Dipecat dari kursi pelatih timnas Laos dan Vietnam, kalah dari Turkemnistan di kualifikasi Olimpiade 2012 menjadi hasil nyata bahwa Riedl tak sedemikan bagus yang digambarkan.
Jasa Wim Rijsbergen sendiri menurut saya amat sangat berjasa. Di kualifikasi 2010 lalu kita hanya berhasil melaju diputaran pertama dan dibantai 4-1 di GBK dan 7-0 saat tandang melawan Suriah, negara yang tertutupi oleh kedigdayaan Irak, Iran dan Arab Saudi. Kualifikasi PD 2014 sendiri bisa dibilang cukup sukses. Indonesia mencatat rekor baru dengan lolos ke fase grup I setelah mengalahkan Turkmenistan senior dengan skor 4-3 di GBK setelah hanya meraih hasil seri di Turkmenistan.
Prestasi Wim sendiri tercoreng karena pada fase grup, timnas kita tak meraih 1 poin pun alias selalu kalah. Serta kekalahan telak 10-0 di Bahrain menutupi semua prestasi Wim yang membawa timnas ke fase grup untuk pertama kali.
Mungkin satu-satunya kekurangan Wim yaitu tidak dapat menyatukan seluruh pemain seperti halnya yang dilakukan oleh Alfred Riedl. Cek-cok antara pelatih dan pemain sering terjadi selama kualifikasi Piala Dunia menjadi halangan baginya untuk lebih berprestasi daripada koleganya.
Kini Wim telah tergusur dan diganti Nil Maizar yang tengah bersiap melawan Korea Utara senin esok. Saya sendiri masih berharap banyak, dengan segala kekurangan timnas ini untuk berprestasi di Piala AFF 2 bulan lagi. Semoga.

Saturday, August 25, 2012
Realistis ala Timnas AFF
Bulan September depan konsistensi dan hasil TC pertama dan kedua timnas asuhan Nil Maizar akan mulai terlihat. TC kedua dijadwalkan akan mulai tanggal 29 Agustus, hari ini.
Ada beberapa hal yang akan dinantikan banyak pengamat sepakbola dalam negeri. Apakah pemain IPL yang telah hengkang ke ISL akantetap memenuhi panggilan timnas? Contohnya seperti Ferdinand Sinaga yang akan bermain dengan Persisam Samarinda dan juga Abdurrahman di Sriwijaya.
Hal ini mungkin menjadi penyebab pusingnya pelatih Nil Maizar. Mungkin, Ferdinand dapat digantikan dengan Patrich Wanggai ataupun Dipo Alam, pemain dari Liga Mahasiswa Amerika Serikat. Namun, bagaimana dengan Abdurrahman?
Pemain yang satu ini tak tergantikan, duetnya bersama Wahyu Wiji memang tak terlalu bagus, namun timnas tak punya bek tangguh lagi jika harus mengandalkan Nopendi ataupun Novan Setya. Masalah di bek tengah ini mungkin akan terselesaikan jika Arthur Irawan dari Espanyol B dipanggil ke timnas.
Masalahnya, selama ini klub-klub eropa cenderung enggan meminjamkan pemainnya untuk memperkuat timnas dalam turnamen-turnamen kecil seperti AFF Cup yang notabene hanya dalam lingkup ASEAN saja.
Lini depan tanpa Ferdinand mungkin masih dapat teratasi. Patrich Wanggai tampaknya akan tetap menjadi andalan timnas dengan sokongan Titus Bonai, Okto Maniani, Andik Vermansyah, ataupun Irfan Bachdim.
Salah satu kelemahan timnas, selain tak ada bek tengah tangguh yaitu tak adanya pengatur serangan yang cukup mumpuni seperti Ahmad Bustomi saat AFF 2010 lalu. Mungkin kita punya Taufiq, playmaker dari Persebaya, dan juga Rasyid Bakri yang disebut-sebut sebagai Xavi-nya Indonesia. Namun tetap saja tak cukup karena Raysid masih terlalu muda untuk mengemban tugas sbg playmaker timnas.
Espanyol B, Korea Utara, Vietnam, Filipina telah menunggu. Semoga dengan ujicoba ini timnas bentukan Nil Maizar dapat berprestasi di AFF 2012.
Saya sendiri masih optimis timnas dapat berprestasi di AFF 2012, setidaknya masuk final seperti 2 tahun lalu. Semoga dengan berjalannya waktu, dualisme kompetisi serta federasi semakin membaik dan timnas yang kuat akan terbentuk. Amin.
Ada beberapa hal yang akan dinantikan banyak pengamat sepakbola dalam negeri. Apakah pemain IPL yang telah hengkang ke ISL akantetap memenuhi panggilan timnas? Contohnya seperti Ferdinand Sinaga yang akan bermain dengan Persisam Samarinda dan juga Abdurrahman di Sriwijaya.
Hal ini mungkin menjadi penyebab pusingnya pelatih Nil Maizar. Mungkin, Ferdinand dapat digantikan dengan Patrich Wanggai ataupun Dipo Alam, pemain dari Liga Mahasiswa Amerika Serikat. Namun, bagaimana dengan Abdurrahman?
Pemain yang satu ini tak tergantikan, duetnya bersama Wahyu Wiji memang tak terlalu bagus, namun timnas tak punya bek tangguh lagi jika harus mengandalkan Nopendi ataupun Novan Setya. Masalah di bek tengah ini mungkin akan terselesaikan jika Arthur Irawan dari Espanyol B dipanggil ke timnas.
Masalahnya, selama ini klub-klub eropa cenderung enggan meminjamkan pemainnya untuk memperkuat timnas dalam turnamen-turnamen kecil seperti AFF Cup yang notabene hanya dalam lingkup ASEAN saja.
Lini depan tanpa Ferdinand mungkin masih dapat teratasi. Patrich Wanggai tampaknya akan tetap menjadi andalan timnas dengan sokongan Titus Bonai, Okto Maniani, Andik Vermansyah, ataupun Irfan Bachdim.
Salah satu kelemahan timnas, selain tak ada bek tengah tangguh yaitu tak adanya pengatur serangan yang cukup mumpuni seperti Ahmad Bustomi saat AFF 2010 lalu. Mungkin kita punya Taufiq, playmaker dari Persebaya, dan juga Rasyid Bakri yang disebut-sebut sebagai Xavi-nya Indonesia. Namun tetap saja tak cukup karena Raysid masih terlalu muda untuk mengemban tugas sbg playmaker timnas.
Espanyol B, Korea Utara, Vietnam, Filipina telah menunggu. Semoga dengan ujicoba ini timnas bentukan Nil Maizar dapat berprestasi di AFF 2012.
Saya sendiri masih optimis timnas dapat berprestasi di AFF 2012, setidaknya masuk final seperti 2 tahun lalu. Semoga dengan berjalannya waktu, dualisme kompetisi serta federasi semakin membaik dan timnas yang kuat akan terbentuk. Amin.
Friday, July 27, 2012
Kekecewaan Terhadap Seorang Bepe
Bambang Pamungkas. Siapa yang tidak kenal nama itu? Pemain sepakbola kebanggaan Indonesia kelahiran Salatiga. Prestasi serta pengalaman segudang yang ia miliki, pemain dengan caps terbanyak di timnas Indonesia saat ini, dan juga top skor sepanjang masa timnas.
Belakangan ini, nasionalisme Bepe dipertanyakan karena terlihat lebih mementingkan kepentingan klubnya sendiri daripada timnas yang telah membesarkan namanya. Ya, mungkin, Persija dan The Jakmania lah yang selama ini berada dibelakangnya dan mendukung tanpa kenal lelah.
Kita semua tak pernah lupa, tandukan kepalanya yang mampu melewati tinggi tubuh orang-orang Eropa. Saya pribadi sangat kagum dengan perjalanan karir Bepe yang menjadi impian hampir seluruh pemain sepakbola di Indonesia, ataupun anak-anak yang bercita-cita menjadi seorang pesepakbola.
Ada rasa yang tak biasa ketika seorang seperti Bepe, hanya dicadangkan dan menjadi pilihan ke-4 Alfred Riedl setelah Cristian Gonzales, Irfan Bachim dan Yongki Ariwibowo. Sampai tak tega melihat Bepe hanya menonton rekan-rekannya memakai baju kebanggaan yang telah ia pakai selama 11 tahun. Tidak hilang dari ingatan juga saat ia menumbuhkan harapan dan animo masyarakat dengan tulisan-tulisannya.
Namun, semua ini tampak hilang ketika ia seperti 'menampakan' wujud aslinya. Disaat timnas Indonesia dilanda berbagai masalah, ia memang melakukan aksi bersama kelompok pemain lain yang tergabung dalam APPI, untuk meminta hak kepada PSSI agar dapat bermain di timnas senior.
Memang, dalam statuta FIFA, pemain yang berada dalam liga 'ilegal' tidak dapat bermain di timnas. Namun, ketika PSSI telah memperbolehkan pemain ISL untuk mengikuti semua kegiatan timnas, dalam upaya rekonsiliasi. Ketika timnas asuhan Nil Maizar itu membutuhkan tenaga dari para pemain ISL, banyak pemain menolak untuk datang ke Training Centre dengan berbagai alasan. Alasan yang paling sering didengar yaitu 'Turnamen ini kan tidak masuk kalender FIFA'
Akhirnya tiba saatnya, ketika hampir seluruh klub memiliki masalah dengan gaji pemainnya, baik di ISL maupun IPL, ia menuntut PSSI agar mencarikan jalan keluar sampai mengancam akan mogok bermain. Ungkapan Bepe tsb sebenarnya patut dipertanyakan. Mengapa selalu PSSI? Apakah ofisial atau pengurus klub sampai tak punya akal untuk menambah perbendaharaan keuangan mereka?
Ketika para pemain ISL hanya melakukan aksi 'jongkok' sebelum pertandingan, pemain-pemain IPL benar-benar melaksanakan mogok bermain tsb. Dan, Bepe, yang saat menuntut PSSI sangat 'banyak berbicara' langsung terdiam. Tidak tau apa ada hubungannya atau tidak, sebelum terjadi konflik di PSSI dan klubnya, ia jarang berinteraksi di twitter. Sebelum terjadi konflik mungkin hampir setiap hari ia ngetweet. Namun, setelah itu sudah sangat jarang. Mungkin dalam 1 minggu dapat dihitung dengan jari.
Kelakuan para pemain ISL ini seperti meminta AFC dan FIFA mengetahui bahwa pemain ISL lebih 'pro' dibanding dengan IPL yang notabene merupakan liga bentukan PSSI.
Mungkin ini yang menjadi dasar kekecewaan saya terhadap Bepe. Pada kualifikasi AFC Cup U-22 beberapa waktu yang lalu. Beberapa pemain ISL dipanggil untuk memperkuat timnas. Contohnya, Seftia Hadi, David Lally, Ramdani Lestaluhu, Andritany, . Namun, kabarnya hanya Seftia Hadi yang akhirnya ikut TC. Setelah itu pun, La Nyalla selaku ketua KPSI menarik seluruh pemain ISL yang telah dipanggil termasuk Seftia Hadi. Padahal, AFC sudah jelas-jelas mengizinkan pemain ISL untuk tampil di Kualfikasi Piala Asia ini. Dan, ini jelas-jelas kalender FIFA yang sebelumnya menjadi alasan pemain ISL untuk tidak tampil di timnas PSSI Djohar Arifin. Dan, apa yang dilakukan seorang Bepe? Diam seribu bahasa.
Jika dipikirkan dengan logika yang pas, jelas ini tampak seperti konspirasi para pengurus KPSI dengan APPI termasuk Bepe. Lalu, apa guna ia menuntut PSSI untuk mengizinkan pemain ISL tampil berseragam garuda? Hal ini jelas tidak masuk akal.
Pada akhirnya saya pinjam quotes bepe ini,
Belakangan ini, nasionalisme Bepe dipertanyakan karena terlihat lebih mementingkan kepentingan klubnya sendiri daripada timnas yang telah membesarkan namanya. Ya, mungkin, Persija dan The Jakmania lah yang selama ini berada dibelakangnya dan mendukung tanpa kenal lelah.
Kita semua tak pernah lupa, tandukan kepalanya yang mampu melewati tinggi tubuh orang-orang Eropa. Saya pribadi sangat kagum dengan perjalanan karir Bepe yang menjadi impian hampir seluruh pemain sepakbola di Indonesia, ataupun anak-anak yang bercita-cita menjadi seorang pesepakbola.
Ada rasa yang tak biasa ketika seorang seperti Bepe, hanya dicadangkan dan menjadi pilihan ke-4 Alfred Riedl setelah Cristian Gonzales, Irfan Bachim dan Yongki Ariwibowo. Sampai tak tega melihat Bepe hanya menonton rekan-rekannya memakai baju kebanggaan yang telah ia pakai selama 11 tahun. Tidak hilang dari ingatan juga saat ia menumbuhkan harapan dan animo masyarakat dengan tulisan-tulisannya.
Namun, semua ini tampak hilang ketika ia seperti 'menampakan' wujud aslinya. Disaat timnas Indonesia dilanda berbagai masalah, ia memang melakukan aksi bersama kelompok pemain lain yang tergabung dalam APPI, untuk meminta hak kepada PSSI agar dapat bermain di timnas senior.
Memang, dalam statuta FIFA, pemain yang berada dalam liga 'ilegal' tidak dapat bermain di timnas. Namun, ketika PSSI telah memperbolehkan pemain ISL untuk mengikuti semua kegiatan timnas, dalam upaya rekonsiliasi. Ketika timnas asuhan Nil Maizar itu membutuhkan tenaga dari para pemain ISL, banyak pemain menolak untuk datang ke Training Centre dengan berbagai alasan. Alasan yang paling sering didengar yaitu 'Turnamen ini kan tidak masuk kalender FIFA'
Akhirnya tiba saatnya, ketika hampir seluruh klub memiliki masalah dengan gaji pemainnya, baik di ISL maupun IPL, ia menuntut PSSI agar mencarikan jalan keluar sampai mengancam akan mogok bermain. Ungkapan Bepe tsb sebenarnya patut dipertanyakan. Mengapa selalu PSSI? Apakah ofisial atau pengurus klub sampai tak punya akal untuk menambah perbendaharaan keuangan mereka?
Ketika para pemain ISL hanya melakukan aksi 'jongkok' sebelum pertandingan, pemain-pemain IPL benar-benar melaksanakan mogok bermain tsb. Dan, Bepe, yang saat menuntut PSSI sangat 'banyak berbicara' langsung terdiam. Tidak tau apa ada hubungannya atau tidak, sebelum terjadi konflik di PSSI dan klubnya, ia jarang berinteraksi di twitter. Sebelum terjadi konflik mungkin hampir setiap hari ia ngetweet. Namun, setelah itu sudah sangat jarang. Mungkin dalam 1 minggu dapat dihitung dengan jari.
Kelakuan para pemain ISL ini seperti meminta AFC dan FIFA mengetahui bahwa pemain ISL lebih 'pro' dibanding dengan IPL yang notabene merupakan liga bentukan PSSI.
Mungkin ini yang menjadi dasar kekecewaan saya terhadap Bepe. Pada kualifikasi AFC Cup U-22 beberapa waktu yang lalu. Beberapa pemain ISL dipanggil untuk memperkuat timnas. Contohnya, Seftia Hadi, David Lally, Ramdani Lestaluhu, Andritany, . Namun, kabarnya hanya Seftia Hadi yang akhirnya ikut TC. Setelah itu pun, La Nyalla selaku ketua KPSI menarik seluruh pemain ISL yang telah dipanggil termasuk Seftia Hadi. Padahal, AFC sudah jelas-jelas mengizinkan pemain ISL untuk tampil di Kualfikasi Piala Asia ini. Dan, ini jelas-jelas kalender FIFA yang sebelumnya menjadi alasan pemain ISL untuk tidak tampil di timnas PSSI Djohar Arifin. Dan, apa yang dilakukan seorang Bepe? Diam seribu bahasa.
Jika dipikirkan dengan logika yang pas, jelas ini tampak seperti konspirasi para pengurus KPSI dengan APPI termasuk Bepe. Lalu, apa guna ia menuntut PSSI untuk mengizinkan pemain ISL tampil berseragam garuda? Hal ini jelas tidak masuk akal.
Pada akhirnya saya pinjam quotes bepe ini,
“Memang tidak semua pertempuran dapat kami menangkan, dan juga tidak setiap saat kami mampu memberikan kebanggaan bagi negara ini. Akan tetapi setidaknya, kami adalah anak-anak bangsa yg berjuang dengan tulus ihklas dan sepenuh hati untuk mengharumkan nama tanah tumpah darah yg kami cintai”yang sama sekali tidak mencerminkan sifatnya pada saat ini.....
Wednesday, July 11, 2012
Ketika Makau Terlihat Lebih Superior dibanding Indonesia
Garuda muda kembali beraksi kemarin malam di ajang kualifikasi Piala Asia U-22 melawan Makau. Terlihat bahwa timnas kita sangat mendominasi di setiap menit pertandingan. Memang, Aji Santoso memarkir Andik dan Yosua Pahabol. Namun, timnas seharusnya dapat menang dengan skor telak, bukan 2-1.
Terlepas dari blunder Aji Saka yang mengakibatkan gol balasan, timnas sebenarnya bermain baik dibabak pertama dibanding dengan babak kedua. Lihat statistik, sepanjang 45 menit pertama, timnas melakukan 21 kali tendangan yang 2 . Sedangkan, pada babak kedua hanya melakukan 4 tendangan.
Dalam hal akurasi passing, tak ada perubahan yang signifikan. Babak pertama dari 260 percobaan passing, 220 nya sukses, dengan rate 85%. Di babak kedua, rate passing bertambah menjadi 86% dengan passing sukses sebanyak 243 dari 282 percobaan.
Makau yang bermain dengan 11 pemain di daerah pertahanannya sendiri bak Chelsea
Terlepas dari blunder Aji Saka yang mengakibatkan gol balasan, timnas sebenarnya bermain baik dibabak pertama dibanding dengan babak kedua. Lihat statistik, sepanjang 45 menit pertama, timnas melakukan 21 kali tendangan yang 2 . Sedangkan, pada babak kedua hanya melakukan 4 tendangan.
Dalam hal akurasi passing, tak ada perubahan yang signifikan. Babak pertama dari 260 percobaan passing, 220 nya sukses, dengan rate 85%. Di babak kedua, rate passing bertambah menjadi 86% dengan passing sukses sebanyak 243 dari 282 percobaan.
Makau yang bermain dengan 11 pemain di daerah pertahanannya sendiri bak Chelsea
Sunday, June 17, 2012
Lalu Anda Bangga dengan Pemain Naturalisasi?
Proses naturalisasi pada zaman ini sangat lazim ditemukan di negara-negara yang menginginkan prestasi di bidang olahraga tertentu. Termasuk Sepakbola. Naturalisasi dinilai hanya menghasilkan prestasi instan dan bukan jangka panjang.
Jason de Jong, Manuel Ott, James-Phil Younghusband, Neil Ethridge, Borromeo merupakan beberapa nama pemain yang dinaturalisasi oleh Azkals. Saudara kembar, James-Phil Younghusband sendiri merupakan pemain akademi Chelsea di London. Manu Ott, panggilan akrab Manuel Ott bermain untuk tim Jerman, FC ingolstadt 04.
Jelas, upaya pemerintah Filipina untuk memberi kewarganegaraan kepada mereka memberi dampak yang sangat besar untuk sepakbola Filipina.
Tengoklah Jerman, Mario Gomez, Lukas Podolski, Miroslav Klose, Mesut Oezil, Sami Khedira, Jeremy Boateng, Ilkay Gundogan, dan Lars Bender bukanlah orang Jerman 'tulen'. Mereka hanya imigran dari negara aslinya masing-masing. Lukas Podolski dan Miroslav Klose keturunan Polandia, Sami Khedira memiliki Ayah dari Tunisia, Mesut Oezil keturunan Turki, Jerome Boateng keturunan Ghana, dan Mario Gomez Italia Spanyol.
Der Panzer dengan campuran pemain keturunan dan pemain asli Jerman berhasil mengejutkan di Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 ini. Jogi Low memang patut bersyukur dengan kelimpahan pemainnya di segala posisi. Skuad Jerman di Ukraina-Polandia ini memang dinilai sebagai skuad paling lengkap bersama Spanyol.
Azkals. Julukan bagi Timnas Filipina yang beberapa waktu lalu menahan Indonesia. Tim ini menjadi sasaran ejekan oleh suporter Indonesia yang hadir di Rizal Memorial Stadium, Manila. Mereka menyebut bahwa pemain yang tampil melawan skuad Garuda ini bukanlah pemain asli Filipina. Mereka bernyanyi dengan melafalkan kalimat Hindi Kayo Filipino yang artinya, Anda bukan orang Filipina!. Meskipun akhirnya meminta maaf.
Memang sepakbola Filipina kini sedang naik daun. Berhasil masuk semifinal AFF 2010 dan melewati peringkat FIFA Indonesia. Majunya sepakbola Filipina sendiri tak lepas dari keberadaan pemain-pemain naturalisasi. Lihat, nyaris separuh dari starting eleven Filipina di event-event atau pertandingan besar merupakan pemain naturalisasi.
Jason de Jong, Manuel Ott, James-Phil Younghusband, Neil Ethridge, Borromeo merupakan beberapa nama pemain yang dinaturalisasi oleh Azkals. Saudara kembar, James-Phil Younghusband sendiri merupakan pemain akademi Chelsea di London. Manu Ott, panggilan akrab Manuel Ott bermain untuk tim Jerman, FC ingolstadt 04.
Jelas, upaya pemerintah Filipina untuk memberi kewarganegaraan kepada mereka memberi dampak yang sangat besar untuk sepakbola Filipina.
Bagaimana dengan timnas kita? Tahun lalu, Imam Arief yang menjabat sebagai Direktur Timnas PSSI sebelum dipecat memprakarsai program naturalisasi. Total 11 pemain telah berpindah kewarganegaraannya. Mulai dari Christian Gonzales sampai Joey Suk yang masih dalam proses penyelesaian.
Proses naturalisasi Christian Gonzales sendiri tidak diurus PSSI, ChrisGol, sapaan akrab Gonzales mengurus proses naturalisasi sendiri sebelum perhelatan Piala AFF 2010 lalu. Setelah itu Kim Kurniawan, Diego Michels, Ruben Wuarbanaran menyusul untuk dinaturalisasi. 6 pemain lagi yaitu, Johnny Van Beukeuring, Stefano Lilipaly, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Sergio van Dijk, dan Joey Suk. 2 pemain terakhir ini masih belum menyelesaikan proses naturalisasi tsb.
Sejauh ini, hanya Gonzales dan Diego Michels lah yang dibilang sukses. Kim Kurniawan hanya menjadi pelapis. Ruben Wuarbanaran lebih parah, ia yang diproyeksi masuk skuad SEA Games lalu malah kalah bersaing dengan Hasyim Kipuw dan Stevie Bonsapia. Setelah mereka, belom ada lagi pemain naturalisasi yang mencicipi jersey Garuda.
Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo nyaris bermain untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2014 lalu, namun terdapat kendala yang menyebabkan mereka belum dapat bermain. Stefano Lilipaly yang beberapa kali dipanggil ke skuad timnas tidak diizinkan oleh klub lamanya, FC Utrecht. Johnny van Beukering paling parah. Pemain yang pernah perkuat Feyenord ini malah tak bermain lagi. Sebelumnya dikabarkan dikontrak oleh Pelita Jaya. Namun, tingkah lakunya yang badboy dan kelebihan berat badan menjadi kendala ia bersama klub arahan Rahmad Darmawan itu.
Situasi di Filipina jelas sama dengan Indonesia. 250 juta penduduk dan tidak ada 11 pemain berkualitas yang mampu membanggakan negaranya sehingga perlu memberi kewarganegaraan kepada orang asing? Jika Filipina memang tak punya kultur sepakbola yang baik dan benar, berbeda 180 derajat dengan di Indonesia. Bahkan di Indonesia terdapat 2 liga profesional.
Jika melihat dari banyaknya jumlah penduduk dan mempunyai kultur sepakbola, masalah sebenarnya terletak pada sistem pembinaan usia dini. Kepercayaan terhadap pemain-pemain muda lokal harus dilakukan. Jangan lagi tergoda dengan cara instan yang masih juga belum tentu menghasilkan piala dan prestasi.
Greg Nwokolo dan Victor Igbonefo nyaris bermain untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2014 lalu, namun terdapat kendala yang menyebabkan mereka belum dapat bermain. Stefano Lilipaly yang beberapa kali dipanggil ke skuad timnas tidak diizinkan oleh klub lamanya, FC Utrecht. Johnny van Beukering paling parah. Pemain yang pernah perkuat Feyenord ini malah tak bermain lagi. Sebelumnya dikabarkan dikontrak oleh Pelita Jaya. Namun, tingkah lakunya yang badboy dan kelebihan berat badan menjadi kendala ia bersama klub arahan Rahmad Darmawan itu.
Mungkin memang kebutuhan Timnas Jerman, Filipina dan Indonesia berbeda-beda. Sifat 'naturalisasi' ketiga negara itu pun berbeda-beda. Pemain keturunan di Timnas Jerman ini kebanyakan lahir dan besar di Jerman, sehingga telah mendapatkan kewarganegaraan dari kecil. Sarana latihan pun memadai sehingga tidak perlu keluar negri untuk menuntut ilmu. Timnas Filipina, yang memiliki 7.000 pulau yang mencakup wilayah negara itu patut dipertanyakan. Dengan wilayah negara yang luas, apakah tidak ada pemain yang mampu mengisi starting line-up sehingga perlu menaturalisasi pemain?
Situasi di Filipina jelas sama dengan Indonesia. 250 juta penduduk dan tidak ada 11 pemain berkualitas yang mampu membanggakan negaranya sehingga perlu memberi kewarganegaraan kepada orang asing? Jika Filipina memang tak punya kultur sepakbola yang baik dan benar, berbeda 180 derajat dengan di Indonesia. Bahkan di Indonesia terdapat 2 liga profesional.
Jika melihat dari banyaknya jumlah penduduk dan mempunyai kultur sepakbola, masalah sebenarnya terletak pada sistem pembinaan usia dini. Kepercayaan terhadap pemain-pemain muda lokal harus dilakukan. Jangan lagi tergoda dengan cara instan yang masih juga belum tentu menghasilkan piala dan prestasi.
Semoga Andik, Titus Bonai, Boaz Solossa, Okto Maniani, Ahmad Bustomi. Bambang Pamungkas yang baru segera ditemukan. FORZA INDONESIA!!! Raih lah mimpi-mimpimu.
Friday, June 8, 2012
Akankah Timnas Indonesia yang Kuat Segera Terwujud
Kemarin, PSSI dan KPSI, organisasi yang sebelumnya bertikai telah berdamai di Markas Besar AFC bersama Task Force AFC. Perdamaian kedua belah pihak ini diibaratkan sebagai bab baru sepakbola Indonesia. ISL dan IPL akan tetap diteruskan sampai akhir musim dan setelah berakhir akan dilebur menjadi satu kompetisi.
Dengan adanya kompetisi resmi, tanpa breakaway league, dampak positiv nya tentu akan berpihak kepada Timnas Indonesia. Timnas di era PSSI Djohar Arifin ini memang tak begitu buruk, namun pembantaian 10 gol tanpa balas di Bahrain, kekalahan atas Brunei Darussalam, hanya seri melawan salah satu suku di Iraq yang bahkan tak mempunyai peringkat FIFA tampaknya menjadi dasar keputusan itu.
Bersama Nil Maizar, permainan Timnas tak lagi mengandalkan dua striker di depan seperti era Alfred Riedl, taktik Total Football 'Gatot' oleh Wim Rijsbergen. Mantan pelatih Semen Padang ini mengandalkan counter attack macam Joachim Loew di Timnas Jerman.
Tak hanya penampilan Nil yang juga stylish seperti Jogi, panggilan Joachim Loew, permainan dan taktik Nil juga nyaris sempurna dengan apa yang telah Loew lakukan pada Timnas Jerman sejak Piala Dunia 2010. Sama-sama mengandalkan pemain muda yang memiliki karakter speed. Jika Loew punya Mario Goetze, Nil punya Okto Maniani. Jika Loew punya Thomas Mueller, Nil punya Titus Bonai. Jika Loew punya Mario Gomez, Nil punya Patrich Wanggai.
Kesuksesan Nil Maizar dalam strategi blitzkrieg-nya tertampang jelas pada gol Patrich Wanggai ke gawang Inter Milan saat tour ke Jakarta. Berawal dari crossing Okto menuju Ferdinand yang dapat dihalau bek Inter, Wanggai datang dari belakang dan langsung menceploskan bola ke gawang Castelazzi.
Salah satu kelemahan Timnas adalah tidak adanya pemain yang mampu mendistribusikan bola ke sayap maupun striker timnas. Jika timnas asuhan Riedl dan Wim punya Bustomi di lini tengah dan Rahmad Darmawan punya Egi, timnas asuhan Nil ini belum mempunyai sosok playmaker tersebut. Taufiq mungkin jadi salah satu pemain yang punya potensi menjadi playmaker di tim Nil Maizar, namun setelah pintu masuk timnas terbuka oleh pemain ISL, kemungkinan Taufiq akan tergeser oleh Bustomi ataupun Egi.
Satu kelemahan Timnas yaitu tak punya bek kanan yang mumpuni. Hengky Ardiles mungkin jadi salah satu yang terbaik di skuad Nil Maizar saat ini. Namun, umurnya yang sudah berkepala tiga membuat Nil harus mencari pemain lain yang mampu mengisi posisi Hengky. Karena keran pemain ISL untuk masuk ke Timnas telah diputar, maka Hasim Kipuw lah yang akan menjadi pilihan utama Nil Maizar. Jika Alfin Tuasalamony dipanggil Timnas, ia akan menjadi saingan berat bagi Kipuw di sektor kanan.
Kurnia Meiga, Andritany, Markus sebagai palang pintu terakhir. Kuartet Hasyim Kipuw, Alfin, Hamka, Abdurachman, Arthur Irawan, Diego Michels, Yericho. Bustomi, Egi dan Lilipaly mengalirkan bola. Andik, Ramdani, Yosua Pahabol dan Okto terbang dengan sayap-sayapnya. Titus Bonai, Boaz Solossa, Patrich Wanggai, Ferdinand Sinaga bagai tombak pemecah barisan musuh. Jayalah Garudaku.
TERBANGLAH GARUDA KU, KEPADA KALIANLAH KEBANGGAANKU KU TAMBATKAN
Dengan adanya kompetisi resmi, tanpa breakaway league, dampak positiv nya tentu akan berpihak kepada Timnas Indonesia. Timnas di era PSSI Djohar Arifin ini memang tak begitu buruk, namun pembantaian 10 gol tanpa balas di Bahrain, kekalahan atas Brunei Darussalam, hanya seri melawan salah satu suku di Iraq yang bahkan tak mempunyai peringkat FIFA tampaknya menjadi dasar keputusan itu.
Bersama Nil Maizar, permainan Timnas tak lagi mengandalkan dua striker di depan seperti era Alfred Riedl, taktik Total Football 'Gatot' oleh Wim Rijsbergen. Mantan pelatih Semen Padang ini mengandalkan counter attack macam Joachim Loew di Timnas Jerman.
Tak hanya penampilan Nil yang juga stylish seperti Jogi, panggilan Joachim Loew, permainan dan taktik Nil juga nyaris sempurna dengan apa yang telah Loew lakukan pada Timnas Jerman sejak Piala Dunia 2010. Sama-sama mengandalkan pemain muda yang memiliki karakter speed. Jika Loew punya Mario Goetze, Nil punya Okto Maniani. Jika Loew punya Thomas Mueller, Nil punya Titus Bonai. Jika Loew punya Mario Gomez, Nil punya Patrich Wanggai.
Kesuksesan Nil Maizar dalam strategi blitzkrieg-nya tertampang jelas pada gol Patrich Wanggai ke gawang Inter Milan saat tour ke Jakarta. Berawal dari crossing Okto menuju Ferdinand yang dapat dihalau bek Inter, Wanggai datang dari belakang dan langsung menceploskan bola ke gawang Castelazzi.
Salah satu kelemahan Timnas adalah tidak adanya pemain yang mampu mendistribusikan bola ke sayap maupun striker timnas. Jika timnas asuhan Riedl dan Wim punya Bustomi di lini tengah dan Rahmad Darmawan punya Egi, timnas asuhan Nil ini belum mempunyai sosok playmaker tersebut. Taufiq mungkin jadi salah satu pemain yang punya potensi menjadi playmaker di tim Nil Maizar, namun setelah pintu masuk timnas terbuka oleh pemain ISL, kemungkinan Taufiq akan tergeser oleh Bustomi ataupun Egi.
Satu kelemahan Timnas yaitu tak punya bek kanan yang mumpuni. Hengky Ardiles mungkin jadi salah satu yang terbaik di skuad Nil Maizar saat ini. Namun, umurnya yang sudah berkepala tiga membuat Nil harus mencari pemain lain yang mampu mengisi posisi Hengky. Karena keran pemain ISL untuk masuk ke Timnas telah diputar, maka Hasim Kipuw lah yang akan menjadi pilihan utama Nil Maizar. Jika Alfin Tuasalamony dipanggil Timnas, ia akan menjadi saingan berat bagi Kipuw di sektor kanan.
Kurnia Meiga, Andritany, Markus sebagai palang pintu terakhir. Kuartet Hasyim Kipuw, Alfin, Hamka, Abdurachman, Arthur Irawan, Diego Michels, Yericho. Bustomi, Egi dan Lilipaly mengalirkan bola. Andik, Ramdani, Yosua Pahabol dan Okto terbang dengan sayap-sayapnya. Titus Bonai, Boaz Solossa, Patrich Wanggai, Ferdinand Sinaga bagai tombak pemecah barisan musuh. Jayalah Garudaku.
TERBANGLAH GARUDA KU, KEPADA KALIANLAH KEBANGGAANKU KU TAMBATKAN

Thursday, May 31, 2012
The Malaysian Neymar!
Liga Malaysia mengklaim bahwa mereka memiliki Neymar juga. Siapa yang tdk kenal Neymar yang ahir-akhir ini sering diperbincangkan di media atau sosial media. Yaitu Mohamed Gaddhar yang diklaim memiliki skill layaknya pemain belia asal Brazil tersebut. Pemain berusia 28 tahun asal Lebanon ini dimiliki klub Kelantan FA.
Berikut Video yang menampilkan trik dari Ghaddar.
Ini video trik asli dari Neymar yang ditiru oleh Ghaddar.
Sayangnya, Ghaddar trik Ghaddar tadi tidak menghasilkan tendangan ataupun freekick. Ghaddar meimilih untuk membuang bola tsb dan menghasilkan goal kick.
Berikut Video yang menampilkan trik dari Ghaddar.
Ini video trik asli dari Neymar yang ditiru oleh Ghaddar.
Sayangnya, Ghaddar trik Ghaddar tadi tidak menghasilkan tendangan ataupun freekick. Ghaddar meimilih untuk membuang bola tsb dan menghasilkan goal kick.
Wednesday, May 30, 2012
10 Stadion Terbesar di Indonesia
1. Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta.
Stadion yang sebelumnya berkapasitas 120.000 penonton ini akhirnya direnovasi dan kapasitas stadion ini berkurang menjadi 88.000 menjelang Piala Asia 2007. GBK diresmikan tanggal 24 Agustus 1962 sebagai tempat menggelar event Asian Games 1962.
2. Stadion Palaran, Samarinda.
Stadion berkapasitas 50.000 penonton ini dibuat untuk melaksanakan event PON XVII di Kalimantan Timur. Sayang, karena jauh dari pusat kota, Persisam Samarinda lebih memilih Stadion Segiri daripada Palaran karena dekat dengan pusat kota.
3. Stadion Bung Tomo, Surabaya.
Stadion terbaru di Indonesia ini dijadikan kandang oleh Persebaya Surabaya. Berkapasitas 60.000 orang ini menjadi salah satu yang terbesar dan terbaik di Indonesia.
4. Stadion Gedebage, Bandung
Stadion yang masih dalam tahap pengerjaan ini nantinya akan berkapasitas 55.000 penonton. Persib Bandung dikabarkan akan memakai stadion ini sebagai pengganti stadion Siliwangi.
5. Stadion Utama Pekanbaru, Riau.
Stadion ini direncanakan sebagai tempat event PON di Riau dan Kualifikasi Piala Asia U-22. Namun, karena keterlambatan penyelesaian, tempat kualifikasi Piala Asia pun dipindah ke Surabaya.
6. Stadion Batakan, Balikpapan.
Stadion yang baru dibangun tahun 2010 ini masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan memiliki kapasitas 45.000 penonton.
7. Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang.
Stadion yang sudah dibangun sejak 2001 ini menjadi homebase dari tim Sriwijaya FC. Stadion ini sering digunakan event-event besar, contohnya PON XVI di Palembang, Piala Asia 2007, dan Sea Games 2011.
8. Stadion si Jalak Harupat, Bandung.
Stadion yang sering dipakai Persib Bandung ini berlokasi di Kabupaten Soreang. Stadion yang telah dibangun sejak 2003 pernah dipakai sebagai tempat bertanding Timnas U-17.
9. Stadion Gajayana, Malang
Stadion ini sudah ada sejak tahun 1924, namun telah beberapa kali direnovasi. Stadion yang berkapasitas 35.000 penonton ini sekarang menjadi tempat bertandingnya Persema Malang.
10. Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Stadion yang berkapasitas 35.000 penonton ini menjadi kandang dari tim asal Sleman, PSS Sleman. Beruntung gua pernah ke stadion ini pas ke Sleman bbrp waktu yang lalu. Meskipun saat PSS tidak bermain.
Semoga di masa yang akan datang, muncul banyak stadion-stadion baru yang berkapasitas lebih besar dan akan menjadi tempat bertanding Timnas di event-event yang akan datang.
Stadion yang sebelumnya berkapasitas 120.000 penonton ini akhirnya direnovasi dan kapasitas stadion ini berkurang menjadi 88.000 menjelang Piala Asia 2007. GBK diresmikan tanggal 24 Agustus 1962 sebagai tempat menggelar event Asian Games 1962.
2. Stadion Palaran, Samarinda.
Stadion berkapasitas 50.000 penonton ini dibuat untuk melaksanakan event PON XVII di Kalimantan Timur. Sayang, karena jauh dari pusat kota, Persisam Samarinda lebih memilih Stadion Segiri daripada Palaran karena dekat dengan pusat kota.

3. Stadion Bung Tomo, Surabaya.
Stadion terbaru di Indonesia ini dijadikan kandang oleh Persebaya Surabaya. Berkapasitas 60.000 orang ini menjadi salah satu yang terbesar dan terbaik di Indonesia.


4. Stadion Gedebage, Bandung
Stadion yang masih dalam tahap pengerjaan ini nantinya akan berkapasitas 55.000 penonton. Persib Bandung dikabarkan akan memakai stadion ini sebagai pengganti stadion Siliwangi.

5. Stadion Utama Pekanbaru, Riau.
Stadion ini direncanakan sebagai tempat event PON di Riau dan Kualifikasi Piala Asia U-22. Namun, karena keterlambatan penyelesaian, tempat kualifikasi Piala Asia pun dipindah ke Surabaya.
6. Stadion Batakan, Balikpapan.
Stadion yang baru dibangun tahun 2010 ini masih dalam tahap pembangunan dan direncanakan memiliki kapasitas 45.000 penonton.

7. Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang.
Stadion yang sudah dibangun sejak 2001 ini menjadi homebase dari tim Sriwijaya FC. Stadion ini sering digunakan event-event besar, contohnya PON XVI di Palembang, Piala Asia 2007, dan Sea Games 2011.


8. Stadion si Jalak Harupat, Bandung.
Stadion yang sering dipakai Persib Bandung ini berlokasi di Kabupaten Soreang. Stadion yang telah dibangun sejak 2003 pernah dipakai sebagai tempat bertanding Timnas U-17.

9. Stadion Gajayana, Malang
Stadion ini sudah ada sejak tahun 1924, namun telah beberapa kali direnovasi. Stadion yang berkapasitas 35.000 penonton ini sekarang menjadi tempat bertandingnya Persema Malang.


10. Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Stadion yang berkapasitas 35.000 penonton ini menjadi kandang dari tim asal Sleman, PSS Sleman. Beruntung gua pernah ke stadion ini pas ke Sleman bbrp waktu yang lalu. Meskipun saat PSS tidak bermain.

Semoga di masa yang akan datang, muncul banyak stadion-stadion baru yang berkapasitas lebih besar dan akan menjadi tempat bertanding Timnas di event-event yang akan datang.
Friday, May 25, 2012
Review: Indonesia di Turnamen An-Nakbah Palestina
Indonesia akhirnya hanya menjadi semifinalis Turnamen An-Nakbah setelah dikalahkan Palestina 2-1. Penampilan Timnas di Turnamen ini tidaklah istimewa. Para pemain terlihat masih sering melakukan kesalahan passing dan kesulitan untuk mengembangkan permainan.
Berada di grup A bersama Mauritania dan Kurdistan, Indonesia menempati posisi juara grup setelah menang 2-0 dan seri 1-1 atas Kurdistan. Poin Indonesia dan Kurdistan sama, namun karena kebobolan lebih sedikit, Indonesia dinyatakan sbg juara grup. Indonesia akhirnya kalah setelah unggul terlebih dahulu. Tidak tampilnya Okto dan Yoshua Pahabol yang masih mengurus Visa di Yordania dan Tibo, Jajang yang cedera membuat penampilan Indonesia tidak seperti yang diharakan. Berikut penilaian-penilaian antar lini dan formasi yang ideal untuk komposisi pemain di Palestina
Kiper: -Wahyu Tri Nugroho: Berhasil menjadi MVP pada laga melawan Mauritania, berhasil memblok penalti pemain Mauritania. Sayang, pada laga lawan Kurdistan, kepalanya terbentur yang menyebabkan ia harus di operasi.
-Endra Prasetya: Bermain baik untuk menggantikan Wahyu yang cedera.
Bek: -Wahyu WijiAstanto: Pemain terbaik di turnamen ini, kokoh bagai karang di pinggir pantai, Wahyu nyaris selalu menang duel udara dan selalu menjadi andalan lini belakang Garuda.
-Hamdi, Novan, Nopendi, Kim Kurniawan: Tampil baik menggalang lini belakang bersama Wahyu WijiAstanto.
Gelandang:-Taufiq: Pemain terbaik kedua Timnas setelah Wahyu. Bermain baik dengan mengalirkan bola ke sayap ataupun penyerang.
-Hendra Bayau: Berhasil membuktikan diri kepada pelatih Nil Maizar bahwa ia lah pilihan utama di sayap kanan.
-Jajang, Slamet: Bermain baik bersama Taufiq di lini tengah. Sayang, pada pertandingan lawan Palestina, Jajang terkena cedera dan tak dapat bermain.
Penyerang: -Titus Bonai: Menjadi pemain paling berbahaya yang dimiliki timnas. Namun, tak adanya Okto dan Pahabol membuat iya selalu menjadi tumpuan.
-Irfan Bachdim: Gol luarbiasanya melawan Palestina jadi pembuktian ia layak berduet dengan Titus Bonai di lini depan.
-Syamsul Arif: Kapten tim Garuda selama di Palestina. Tampil kurang maksimal karena bermain bukan di posisi aslinya. Syamsul kebanyakan bermain di sisi kiri.
-Rahmad, Nur Iskandar: Masih belom dapat membuktikan kemampuan terbaiknya.

Monday, May 7, 2012
Sunday, May 6, 2012
Pembuktian bahwa Sundulan Carroll Bukanlah Gol
Tadi malam, final FA Cup telah dimainkan dan Chelsea lah yang keluar sbg pemenang. Pada laga ini cenderung membosankan sampai Andy Carroll memperkecil kekalahan The Reds lewat tendangan kerasnya. Di laga ini terdapat kontroversi yaitu ketika sundulan Carroll memanfaatkan umpan Luis Suarez tidak disahkan oleh hakim garis. Di post ini, akan membuktikan bahwa apakah "Gol Hantu" Carroll kemarin dapat dibilang gol atau tidak.
Video berikut ini merupakan 'Gol Hantu' Andy Carroll kemarin:
Hard to say...But Congratulation Chelsea :) Roberto Di Matteo deserved it.
Foto-foto sebelum, saat dan sesudah pertandingan Final FA Cup tadi:
Tau kejutan lainnya selain kontroversi gol Andy Carroll? Fernando Torres setelah pertandingan usai memilih untuk pergi ke kamar ganti pemain Liverpool FC. Disana ia menghabiskan waktu 20 menit, dan melewatkan penyerahan medali kepada pemain-pemain Chelsea. Dikamar ganti juga ia bertukar jersey dengan Pepe Reina. True Reds.
Video berikut ini merupakan 'Gol Hantu' Andy Carroll kemarin:
Foto sundulan Andy Carroll ke gawang Peter Cech kemarin:

Di video maupun di foto tersebut terlihat sebagian besar bagian bola memang masuk ke dalam gawang Chelsea. Namun kamera yang tidak sepenuhnya lurus membuat 'Gol Hantu' Carroll ini sulit dijelaskan. Tapi, menurut FIFA Laws of The Game no 10. Gol akan disahkan jika seluruh bagian bola telah melewati garis gawang. Bukan tangan kiper.
FIFA Laws of The Game |
Foto-foto sebelum, saat dan sesudah pertandingan Final FA Cup tadi:
![]() |
Sweet moment indeed :) |
Friendship |
Wembely's Crowd before the match |
Fans Chelsea |
Gerrard dikepung Drogba, Mata dan Lampard |
Ramires sesaat sebelum mencetak gol pembuka kemenangan Chelsea |
Gerrard yang terus memberi perlawan bagi The Blues |
Tendangan Didier Drogba yg menjebol gawang Pepe Reina untuk keduakalinya |
Perayaan gol ke dua Didier Drogba |
Gol Andy Carroll setelah menggocek John Terry |
Sudut lain gol hantu Carroll |
Usaha yang sia-sia bagi Carroll |
Full Time |
Lampard mencoba menghibur juniornya di Timnas Inggris, Jordan Henderson |
Sweet moment, indeed. |
![]() |
Friendship will never die. |
![]() |
Hold your head up high |
Congratulation Chelsea |
Tau kejutan lainnya selain kontroversi gol Andy Carroll? Fernando Torres setelah pertandingan usai memilih untuk pergi ke kamar ganti pemain Liverpool FC. Disana ia menghabiskan waktu 20 menit, dan melewatkan penyerahan medali kepada pemain-pemain Chelsea. Dikamar ganti juga ia bertukar jersey dengan Pepe Reina. True Reds.
![]() |
Torres lebih memilih untuk menyendiri di saat pemain lain berpesta |
Subscribe to:
Posts (Atom)