Sepakbola

Saturday, September 8, 2012

Alfred Riedl Bukanlah Pelatih Sukses

Konflik antara PSSI-KPSI semakin lama semakin mengerucut, tengok saja, KPSI telah mengontrak Alfred Riedl untuk membentuk tim yang akan dipersiapkan untuk AFF Cup akhir tahun nanti di Thailand  dan Malaysia.

Untuk kedua kalinya Alfred Riedl menjadi pelatih 'timnas'. Ia telah mengumumkan kepada media beberapa programnya serta agenda ujicoba seperti melawan Korea Selatan dan try out ke Australia. Ini jelas membingungkan, apakah lawan-lawan mereka nanti mau bertanding melawan timnas yang 'tidak resmi'?

Kabarnya timnas Riedl ini akan mendapatkan lawan-lawan tangguh seperti Uruguay, Vietnam, Australia, Irak, Laos, dan Singapura. Namun faktanya, kebanyakan dari tim-tim yang dijadwalkan akan bertanding melawan timnas KPSI ini sudah memiliki lawan tanding di jadwal FIFA. Timnas Riedl juga dikabarkan akan beruji coba dengan Arema, Sriwijaya, dan Persipura.

Di tulisan ini, saya ingin bertanya, apakah kehebatan Riedl selain membawa timnas kita ke Final AFF Cup tahun 2010? Saya tak bisa mengerti bagaimana suporter klub ISL (yang pemain-pemainnya dimasukkan ke timnas KPSI) memuja Riedl setinggi langit. Apakah mereka lupa bahwa Timnas U-23 kita kalah melawan Turkmenistan di Jakabaring?

Alfred Riedl diklaim menjadi pelatih tersukses di Timnas Indonesia dengan membawa timnas senior menjadi runner-up Piala AFF. Apakah kita lupa bahwa tahun 2002, 2004, dan 2005 juga pernah menduduki runner-up meskipun masih bernama Tiger Cup?

Riedl beserta Wolfgang Pikal memang dikenal sebagai pelatih dan asisten pelatih yang tegas dan dingin. Pikal yang lebih disiplin serta Riedl yang tegas menjadi pasangan yang sangat cocok. Riedl juga mengandalkan pemain-pemain muda. Tak ada lagi Budi Sudarsono, Charis Yulianto, Isnan Ali, bahkan Ponaryo Astaman yang tampak tak pernah absen dilini tengah timnas.

Namun, saya sendiri meragukan kapasitas Riedl. Dipecat dari kursi pelatih timnas Laos dan Vietnam, kalah dari Turkemnistan di kualifikasi Olimpiade 2012 menjadi hasil nyata bahwa Riedl tak sedemikan bagus yang digambarkan.

Jasa Wim Rijsbergen sendiri menurut saya amat sangat berjasa. Di kualifikasi 2010 lalu kita hanya berhasil melaju diputaran pertama dan dibantai 4-1 di GBK dan 7-0 saat tandang melawan Suriah, negara yang tertutupi oleh kedigdayaan Irak, Iran dan Arab Saudi. Kualifikasi PD 2014 sendiri bisa dibilang cukup sukses. Indonesia mencatat rekor baru dengan lolos ke fase grup I setelah mengalahkan Turkmenistan senior dengan skor 4-3 di GBK setelah hanya meraih hasil seri di Turkmenistan.

Prestasi Wim sendiri tercoreng karena pada fase grup, timnas kita tak meraih 1 poin pun alias selalu kalah. Serta kekalahan telak 10-0 di Bahrain menutupi semua prestasi Wim yang membawa timnas ke fase grup untuk pertama kali.

Mungkin satu-satunya kekurangan Wim yaitu tidak dapat menyatukan seluruh pemain seperti halnya yang dilakukan oleh Alfred Riedl. Cek-cok antara pelatih dan pemain sering terjadi selama kualifikasi Piala Dunia menjadi halangan baginya untuk lebih berprestasi daripada koleganya.

Kini Wim telah tergusur dan diganti Nil Maizar yang tengah bersiap melawan Korea Utara senin esok. Saya sendiri masih berharap banyak, dengan segala kekurangan timnas ini untuk berprestasi di Piala AFF 2 bulan lagi. Semoga.

Garuda Indonesia

No comments:

Post a Comment