Sepakbola

Friday, May 25, 2012

Review: Indonesia di Turnamen An-Nakbah Palestina




Indonesia akhirnya hanya menjadi semifinalis Turnamen An-Nakbah setelah dikalahkan Palestina 2-1. Penampilan Timnas di Turnamen ini tidaklah istimewa. Para pemain terlihat masih sering melakukan kesalahan passing dan kesulitan untuk mengembangkan permainan.

Berada di grup A bersama Mauritania dan Kurdistan, Indonesia menempati posisi juara grup setelah menang 2-0 dan seri 1-1 atas Kurdistan. Poin Indonesia dan Kurdistan sama, namun karena kebobolan lebih sedikit, Indonesia dinyatakan sbg juara grup. Indonesia akhirnya kalah setelah unggul terlebih dahulu. Tidak tampilnya Okto dan Yoshua Pahabol yang masih mengurus Visa di Yordania dan Tibo, Jajang yang cedera membuat penampilan Indonesia tidak seperti yang diharakan. Berikut penilaian-penilaian antar lini dan formasi yang ideal untuk komposisi pemain di Palestina

Kiper: -Wahyu Tri Nugroho: Berhasil menjadi MVP pada laga melawan Mauritania, berhasil memblok penalti pemain Mauritania. Sayang, pada laga lawan Kurdistan, kepalanya terbentur yang menyebabkan ia harus di operasi.
           -Endra Prasetya: Bermain baik untuk menggantikan Wahyu yang cedera.
Bek:    -Wahyu WijiAstanto: Pemain terbaik di turnamen ini, kokoh bagai karang di pinggir pantai, Wahyu nyaris selalu menang duel udara dan selalu menjadi andalan lini belakang Garuda.
            -Hamdi, Novan, Nopendi, Kim Kurniawan: Tampil baik menggalang lini belakang bersama Wahyu WijiAstanto.
Gelandang:-Taufiq: Pemain terbaik kedua Timnas setelah Wahyu. Bermain baik dengan mengalirkan bola ke sayap ataupun penyerang.
                 -Hendra Bayau: Berhasil membuktikan diri kepada pelatih Nil Maizar bahwa ia lah pilihan utama di sayap kanan.
                  -Jajang, Slamet: Bermain baik bersama Taufiq di lini tengah. Sayang, pada pertandingan lawan Palestina, Jajang terkena cedera dan tak dapat bermain.
Penyerang: -Titus Bonai: Menjadi pemain paling berbahaya yang dimiliki timnas. Namun, tak adanya Okto dan Pahabol membuat iya selalu menjadi tumpuan.
                  -Irfan Bachdim: Gol luarbiasanya melawan Palestina jadi pembuktian ia layak berduet dengan Titus Bonai di lini depan.
                   -Syamsul Arif: Kapten tim Garuda selama di Palestina. Tampil kurang maksimal karena bermain bukan di posisi aslinya. Syamsul kebanyakan bermain di sisi kiri.
                   -Rahmad, Nur Iskandar: Masih belom dapat membuktikan kemampuan terbaiknya.


No comments:

Post a Comment