Sepakbola

Friday, July 27, 2012

Kekecewaan Terhadap Seorang Bepe

Bambang Pamungkas. Siapa yang tidak kenal nama itu? Pemain sepakbola kebanggaan Indonesia kelahiran Salatiga. Prestasi serta pengalaman segudang yang ia miliki, pemain dengan caps terbanyak di timnas Indonesia saat ini, dan juga top skor sepanjang masa timnas.

Belakangan ini, nasionalisme Bepe dipertanyakan karena terlihat lebih mementingkan kepentingan klubnya sendiri daripada timnas yang telah membesarkan namanya. Ya, mungkin, Persija dan The Jakmania lah yang selama ini berada dibelakangnya dan mendukung tanpa kenal lelah.

Kita semua tak pernah lupa, tandukan kepalanya yang mampu melewati tinggi tubuh orang-orang Eropa. Saya pribadi sangat kagum dengan perjalanan karir Bepe yang menjadi impian hampir seluruh pemain sepakbola di Indonesia, ataupun anak-anak yang bercita-cita menjadi seorang pesepakbola.

Ada rasa yang tak biasa ketika seorang seperti Bepe, hanya dicadangkan dan menjadi pilihan ke-4 Alfred Riedl setelah Cristian Gonzales, Irfan Bachim dan Yongki Ariwibowo. Sampai tak tega melihat Bepe hanya menonton rekan-rekannya memakai baju kebanggaan yang telah ia pakai selama 11 tahun. Tidak hilang dari ingatan juga saat ia menumbuhkan harapan dan animo masyarakat dengan tulisan-tulisannya.

Namun, semua ini tampak hilang ketika ia seperti 'menampakan' wujud aslinya. Disaat timnas Indonesia dilanda berbagai masalah, ia memang melakukan aksi bersama kelompok pemain lain yang tergabung dalam APPI, untuk meminta hak kepada PSSI agar dapat bermain di timnas senior.

Memang, dalam statuta FIFA, pemain yang berada dalam liga 'ilegal' tidak dapat bermain di timnas. Namun, ketika PSSI telah memperbolehkan pemain ISL untuk mengikuti semua kegiatan timnas, dalam upaya rekonsiliasi. Ketika timnas asuhan Nil Maizar itu membutuhkan tenaga dari para pemain ISL, banyak pemain menolak untuk datang ke Training Centre dengan berbagai alasan. Alasan yang paling sering didengar yaitu 'Turnamen ini kan tidak masuk kalender FIFA'

Akhirnya tiba saatnya, ketika hampir seluruh klub memiliki masalah dengan gaji pemainnya, baik di ISL maupun IPL, ia menuntut PSSI agar mencarikan jalan keluar sampai mengancam akan mogok bermain. Ungkapan Bepe tsb sebenarnya patut dipertanyakan. Mengapa selalu PSSI? Apakah ofisial atau pengurus klub sampai tak punya akal untuk menambah perbendaharaan keuangan mereka?

Ketika para pemain ISL hanya melakukan aksi 'jongkok' sebelum pertandingan, pemain-pemain IPL benar-benar melaksanakan mogok bermain tsb. Dan, Bepe, yang saat menuntut PSSI sangat 'banyak berbicara' langsung terdiam. Tidak tau apa ada hubungannya atau tidak, sebelum terjadi konflik di PSSI dan klubnya, ia jarang berinteraksi di twitter. Sebelum terjadi konflik mungkin hampir setiap hari ia ngetweet. Namun, setelah itu sudah sangat jarang. Mungkin dalam 1 minggu dapat dihitung dengan jari.

Kelakuan para pemain ISL ini seperti meminta AFC dan FIFA mengetahui bahwa pemain ISL lebih 'pro' dibanding dengan IPL yang notabene merupakan liga bentukan PSSI.

Mungkin ini yang menjadi dasar kekecewaan saya terhadap Bepe. Pada kualifikasi AFC Cup U-22 beberapa waktu yang lalu. Beberapa pemain ISL dipanggil untuk memperkuat timnas. Contohnya, Seftia Hadi, David Lally, Ramdani Lestaluhu, Andritany, . Namun, kabarnya hanya Seftia Hadi yang akhirnya ikut TC. Setelah itu pun, La Nyalla selaku ketua KPSI menarik seluruh pemain ISL yang telah dipanggil termasuk Seftia Hadi. Padahal, AFC sudah jelas-jelas mengizinkan pemain ISL untuk tampil di Kualfikasi Piala Asia ini. Dan, ini jelas-jelas kalender FIFA yang sebelumnya menjadi alasan pemain ISL untuk tidak tampil di timnas PSSI Djohar Arifin. Dan, apa yang dilakukan seorang Bepe? Diam seribu bahasa.

Jika dipikirkan dengan logika yang pas, jelas ini tampak seperti konspirasi para pengurus KPSI dengan APPI termasuk Bepe. Lalu, apa guna ia menuntut PSSI untuk mengizinkan pemain ISL tampil berseragam garuda? Hal ini jelas tidak masuk akal.


Pada akhirnya saya pinjam quotes bepe ini,
“Memang tidak semua pertempuran dapat kami menangkan, dan juga tidak setiap saat kami mampu memberikan kebanggaan bagi negara ini. Akan tetapi setidaknya, kami adalah anak-anak bangsa yg berjuang dengan tulus ihklas dan sepenuh hati untuk mengharumkan nama tanah tumpah darah yg kami cintai”
yang sama sekali tidak mencerminkan sifatnya pada saat ini.....

No comments:

Post a Comment